RIAN AMIN JABBAR


 gadisku pujaan hatiku...

Kau terlalu sempurna untuk ku miliki

atau sekedar untuk ku cintai

Nafasmu begitu sayup, detak jantungmu adalah irama terindah


Pandangan matamu mampu menembus dadaku

Hingga terlihat jelas jantungku yang berdetak sangat keras

Sifatmu lembut melebihi sutra sekalipun

Dan saat aku membelai rambutmu, kedamaianlah yang kurasakan


Gadisku, pujaan hatiku…

Kesempurnaan’mu membuatku seakan begitu lemah

Keanggunan’mu membuatku seakan begitu buruk

Dan kharisma’mu membuatku tak berdaya menahan badai cinta.


Tanya malam pada siang dan 

sebaliknya tanya siang pada malam.

Apakah kita dapat bersama dalam cinta?

Atau sebaliknya kita berbeda dalam segala hal

Termaksud dalam cinta…


Gadisku, pujaan hatiku…

Engkau adalah jiwa dalam kehidupanku

Dan kematianku menjadi sangat indah, jika kau mencintaiku


Kegelapan akan menerangi jalanmu

Agar kau mampu melihat jelas jalan yang hendak kau lalui

Kerasnya batu sandungan menjadi lembut seperti busa

Ketika tersentuh ujung kakimu .

Dikala kau hendak terjatuh,

Malaikat baik hati bersedia menangkapmu.


Rembulan seakan padam,

bintang-bintang pun bersembunyi di balik awan.

Mereka bersedia menghilang,

Agar keindahanmu, terpancar keseluruh alam.


Ketika kau tersenyum,

ketika kau termenung, bahkan ketika kau menangis.

Semua memandang,

mereka terkagum-kagum akan kesempurnaanmu


Yaa… allah

Sebegitu pengasihkah, sebegitu Penyayangkah sifat keAgunganMu

Pantaskah aku, pantaskah aku menerima anugerah ini

Ia terlalu sempurna untuk kumiliki atau sekedar untuk kucintai


Kebaikan yang kulakukan masih dapat dihitung dengan jari

Sedangkan kesalahanku melebihi banyaknya debu sekalipun

Pantaskah aku, pantaskah aku mencintai dan memilikinya

Ia terlalu sempurna untukku


Kematianku begitu lekat dengan kejamnya siksa neraka

Namun kehidupanku, sungguh indah dapat bersamanya

bahkan terlalu indah untuk manusia sekelam diriku


Gadisku, pujaan hatiku…

Kau bertahta tinggi di atas singgasana lubuk hatiku

Yang memang rendah untuk kau duduki


Saat aku terlelap dalam tidur, kau hadir dalam mimpiku

Menemaniku, menuntun langkahku dikesendirian dalam kegelapan malam

Cahaya cinta, kaulah penerang segala kehidupan

Sinarilah aku dan dia dalam satu lingkaran kasih sayang


Malam tak juga berganti

dan siang yang tak sabar menanti

Akhir dari perjalanan kisah cinta ini…


Sadarlah, sadarlah suara kenyataan menyapaku

Bahwa ia terlalu sempurna untuk kumiliki

atau sekedar untuk kucintai


Gadisku, pujaan hatiku…

kau tak pernah ada, sebab kau tak pernah tercipta

Hingga terlalu maya keberadaanmu dalam impianku


Gadisku, pujaan hatiku…

Kau menjadi khayalan terindah

Dalam likuan takdir hidupku.


Gadisku. Dirimu hanya mimpi semuku

Hanya ibuku yang begitu nyata difana ini

Dialah Wanita Tegar dan bijaksana 


Rian Amin

Sangatta 29 September 2012

Komentar