Ketika hadirmu menjadi impian yang lama
PENTINGKAH KEHADIRANKU DISISIMU
Akhirnya aku belajar melepasmu, bukan karena aku tidak lagi mencintaimu. Bukan juga karena sayangku sudah habis di dalam hati. Namun, aku sadar, mencintaimu sendirian bukanlah cinta yang wajar. Aku dibunuh debar-debar didalam dada dan kecemasan akan kenangan berselimut luka.
Itulah mengapa aku belajar melepasmu. Sebab, aku tahu cinta terbaik akan selalu pulang, jika kau tidak kunjung datang, barangkali kau memang ditakdirkan sebatas kisah yang hanya layak tersimpan sebagai kenangan
Kau pun mengerti, berbulan-bulan aku bertahan. Aku menjadi separuh orang sehat penuh kebingungan. namun Dirimu seperti setengah hati memperjuangkanku. Kau tidak mampu bertahan seperti aku memperjuangkanmu.
Tapi sudahlah, aku tidak akan menyalahkanmu. Aku tidak akan menyesalkan apa pun atas segala perlakuanmu. Aku paham, aku yang teramat cinta kepadamu. Perasaan ini yang terlalu sulit kupatahkan.
Yachhhh .........
meski hatiku sudah dikalahkan. Kau tetaplah seseorang yang sangat kucintai. Seseorang yang pernah mengalirkan air mata hangatku. Kau tetaplah cintaku. Kesungguhan atas hidup yang kurindu, meski terasa pilu saat mengingatmu.
separuh jiwaku masihlah mengendap di sisa pelukanmu. Di sisa kecupan lembutmu yang pelan-pelan menghabisi tubuhku yang kian rapuh. Kau tetaplah menjadi anugerah terindahku.
Ahhhh ........
Kini kubiarkan kau berjalan menjauh. Namun, aku tak pernah benar-benar melepaskan jiwamu yang mengikat jiwaku. Kau tak pernah benar-benar bisa kuhapuskan dari ingatanku. Hanya saja, aku paham, aku memang harus belajar bahagia lagi. Aku harus mampu menenangkan kecemasanku. Aku harus mampu belajar bahwa kenyataan kini sedang memporakporandakan pertahanan yang kubangun untuk mencintaimu.
Aku tetaplah insan biasa yang jatuh cinta kepadamu. Biarlah aku yang hening dalam sepi menjadi abu, kau tetaplah menjadi api, berkali-kali membakar rinduku. Sekarat namun tak pernah mati.
Pergilah jika itu pilihan yang baik menurutmu, meski pada saat yang sama kau menghadapkan kenyataan pahit untuk hidupku.
Aku memang harus mengerti. Menyadari dimana kaki ini harus berpijak. Teramat pentingkah diriku untukmu
Tidak usah ragu membunuh rinduku. Jika memang kau adalah cinta terbaik, kau akan segera berbalik pada ketabahan tubuhku. Cinta yang tak akan pernah kau temukan pada seseorang yang lain. Kekasih yang tak akan pernah membencimu meski dipaksa untuk melepaskanmu.
Akhirnya aku belajar melepasmu, bukan karena aku tidak lagi mencintaimu. Bukan juga karena sayangku sudah habis di dalam hati. Namun, aku sadar, mencintaimu sendirian bukanlah cinta yang wajar. Aku dibunuh debar-debar didalam dada dan kecemasan akan kenangan berselimut luka.
Itulah mengapa aku belajar melepasmu. Sebab, aku tahu cinta terbaik akan selalu pulang, jika kau tidak kunjung datang, barangkali kau memang ditakdirkan sebatas kisah yang hanya layak tersimpan sebagai kenangan
Kau pun mengerti, berbulan-bulan aku bertahan. Aku menjadi separuh orang sehat penuh kebingungan. namun Dirimu seperti setengah hati memperjuangkanku. Kau tidak mampu bertahan seperti aku memperjuangkanmu.
Tapi sudahlah, aku tidak akan menyalahkanmu. Aku tidak akan menyesalkan apa pun atas segala perlakuanmu. Aku paham, aku yang teramat cinta kepadamu. Perasaan ini yang terlalu sulit kupatahkan.
Yachhhh .........
meski hatiku sudah dikalahkan. Kau tetaplah seseorang yang sangat kucintai. Seseorang yang pernah mengalirkan air mata hangatku. Kau tetaplah cintaku. Kesungguhan atas hidup yang kurindu, meski terasa pilu saat mengingatmu.
separuh jiwaku masihlah mengendap di sisa pelukanmu. Di sisa kecupan lembutmu yang pelan-pelan menghabisi tubuhku yang kian rapuh. Kau tetaplah menjadi anugerah terindahku.
Ahhhh ........
Kini kubiarkan kau berjalan menjauh. Namun, aku tak pernah benar-benar melepaskan jiwamu yang mengikat jiwaku. Kau tak pernah benar-benar bisa kuhapuskan dari ingatanku. Hanya saja, aku paham, aku memang harus belajar bahagia lagi. Aku harus mampu menenangkan kecemasanku. Aku harus mampu belajar bahwa kenyataan kini sedang memporakporandakan pertahanan yang kubangun untuk mencintaimu.
Aku tetaplah insan biasa yang jatuh cinta kepadamu. Biarlah aku yang hening dalam sepi menjadi abu, kau tetaplah menjadi api, berkali-kali membakar rinduku. Sekarat namun tak pernah mati.
Pergilah jika itu pilihan yang baik menurutmu, meski pada saat yang sama kau menghadapkan kenyataan pahit untuk hidupku.
Aku memang harus mengerti. Menyadari dimana kaki ini harus berpijak. Teramat pentingkah diriku untukmu
Tidak usah ragu membunuh rinduku. Jika memang kau adalah cinta terbaik, kau akan segera berbalik pada ketabahan tubuhku. Cinta yang tak akan pernah kau temukan pada seseorang yang lain. Kekasih yang tak akan pernah membencimu meski dipaksa untuk melepaskanmu.
Komentar
Posting Komentar